BUMDes penggerak ekonomi lokal

BUMDes penggerak ekonomi lokal

BUMDes penggerak ekonomi lokal – Pemerintah terus berinovasi dalam meningkatkan kesejahteraan masyarakat pedesaan melalui program makan bergizi gratis. Tidak hanya berfungsi untuk memenuhi kebutuhan gizi warga, program ini juga terbukti menjadi penggerak pembangunan ekonomi desa. Melalui kolaborasi lintas sektor, pemerintah mendorong agar kegiatan sosial ini bisa berdampak luas terhadap perputaran ekonomi lokal dan pemberdayaan warga desa.

Program ini di jalankan dengan melibatkan berbagai pihak, seperti pemerintah daerah, BUMDes (Badan Usaha Milik Desa), serta kelompok wanita tani. Dengan cara ini, aktivitas ekonomi di desa menjadi lebih dinamis karena banyak bahan pangan di peroleh langsung dari hasil pertanian dan peternakan lokal.

Dorong Perputaran Ekonomi Lokal

Konsep utama program makan bergizi gratis adalah membangun sistem yang berkelanjutan. Desa tidak lagi hanya menjadi penerima bantuan, tetapi ikut menjadi produsen dan pengelola. Sayur, ikan, telur, dan bahan pokok lainnya di beli langsung dari petani dan nelayan setempat.

Hal ini menciptakan rantai pasok ekonomi desa yang saling menguntungkan. Para petani mendapatkan kepastian pasar, sementara emak-emak yang terlibat dalam dapur komunitas mendapat pekerjaan baru. Uang berputar di desa, ekonomi bergerak, dan kesejahteraan meningkat.

Di beberapa wilayah seperti Jawa Tengah, Sulawesi Selatan, dan Nusa Tenggara Barat, program ini bahkan telah menjadi inspirasi bagi pengelolaan unit usaha pangan desa yang di kelola BUMDes. Keuntungan dari penjualan produk olahan hasil dapur sehat desa di gunakan kembali untuk pengadaan bahan makanan bergizi dan kegiatan sosial lain.

Kolaborasi BUMDes dan Kelompok Masyarakat

Salah satu kekuatan besar program ini adalah sinergi antara BUMDes dan kelompok masyarakat desa. BUMDes berperan sebagai pengelola keuangan dan penyedia bahan baku, sementara kelompok wanita tani dan PKK menjadi pelaksana lapangan dalam penyediaan makanan bergizi.

Model kerja sama ini tidak hanya menciptakan lapangan kerja, tetapi juga memperkuat sistem ekonomi berbasis komunitas. Setiap desa diberi keleluasaan untuk mengelola program sesuai potensi lokalnya. Misalnya, di daerah pesisir, bahan utama berasal dari ikan segar, sedangkan di daerah pertanian, menu di fokuskan pada sayur dan umbi-umbian lokal.

Pemerintah pusat juga mendorong penggunaan sistem digital untuk mencatat aktivitas ekonomi desa, mulai dari transaksi bahan pangan hingga distribusi makanan. Dengan sistem ini, program berjalan transparan dan akuntabel.

Baca Juga : Kebakaran rumah dinas TNI manado

Dampak Jangka Panjang untuk Pembangunan Desa

Dampak nyata dari program makan bergizi gratis tidak hanya di rasakan pada aspek kesehatan, tetapi juga pada peningkatan kemandirian ekonomi desa. Ketika desa mampu mengelola sumber daya pangan sendiri, mereka menjadi lebih tangguh menghadapi tantangan ekonomi global.

Selain itu, keterlibatan emak-emak dan kelompok tani menciptakan semangat gotong royong baru. Mereka kini tidak hanya bekerja untuk memenuhi kebutuhan keluarga, tetapi juga berkontribusi terhadap kemajuan desanya. Program ini perlahan menumbuhkan ekosistem ekonomi baru yang berbasis pada solidaritas sosial dan produksi lokal.

Harapan untuk Masa Depan

Ke depan, pemerintah berencana memperluas cakupan program makan bergizi gratis ke lebih banyak desa dengan sistem yang lebih mandiri. Tujuannya bukan hanya menyediakan makanan sehat, tetapi membangun ekonomi desa yang kuat, produktif, dan berkelanjutan.

Dengan dukungan pemerintah daerah, BUMDes, dan partisipasi masyarakat, program ini di harapkan menjadi contoh nyata bahwa kesejahteraan sosial bisa berjalan seiring dengan pembangunan ekonomi. Karena ketika desa kuat dan mandiri, maka fondasi ekonomi nasional pun menjadi lebih kokoh.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *