Runtuhnya Bangunan Pesantren Al Khoziny

Runtuhnya Bangunan Pesantren Al Khoziny

Runtuhnya Bangunan Pesantren Al Khoziny – Suasana duka menyelimuti pesantren AL khozyny di buduran, Kabupaten sidoarjo, jawa timur, setelah bangunan empat lantainya roboh pada senin sore 29 september. Peristiwa memilukan ini terjadi ketika para santri tengah menunaikan salah ashar berjamaan. Detik detik bangunan itu runtuh menjadi momn yang menggetarkan. Menimbulkan kepanikan dan jeritan minta tolong dari santri yang tertimbun puing puing beton.

Menurut keterangan Badan Nasional Pencarian dan Pertolongan (Basarnas), proses evakuasi korban berlangsung dalam kondisi yang sangat berisiki. Struktru bangunan yang rapuh dan tumpukan beton seberat belasan ton menggantung di atas kepala para petugas penyelamatan. Kondisi tersebut menuntut kewaspadaan tinggi di setiap langkah, karena kesalahan sekecil apa pun bisa membahayakan korban maupun tim SAR yang bekerja di bawah reruntuhan.

 

Upaya Penyelamatan di Tengah Bahaya

Operasi penyelamatan di mulai sesaat setelah kejadian. Tim SAR gabungan bersama relawan dan aparat keamanan segera di terjunkan ke lokasi. Mereka berupaya mengevakuasi korban yangmasih tertimbun, dengan harapan masih ada yang selamat di balik puing puing bangunan pesantren.

Namun, kondisi medan yang sempit dan padat membuat proses evakluasi berlangsung sangat lambat. Penggunaan alat berat tidak memungkinkan karena di khawatirkan dapat menyebabkan pergeseran struktur beton yang masih labih. Akhirnya, para petuga bekerja dengan cara manual, menggunakan dongkrak kecil, sekop tangan, serta pemotong besi untuk membuka jalur aman menuju titik titik kemungkinan korban berada.

“Ini bukan sekedar pekerjaan fisik, tapi juga ujian mental,”ujar Kepala Subdirektorat pengarhaan dan pengendalian operasi basarnas, Emi Freezer. “Tim harus menghadapi tekanan luar biasa, baik dari kondisi lapangan maupun emosi keluarga korban yang menunggu di luar.”

Dalam waktu 72 jam pertama atau di kenal dengan fase “golden time”, fokus utama operasi adalahmenemukan korban yang masih hidup. Tim dibagi menjadi beberapa regu yang bekerja tanpa henti, siang dan malam, dengan sistem bergantan. Mereka tak haya harus mengangkat puing, tapi juga memantau stabilitas reruntuhan setiap saat agar tidak menimbulkan bahaya tambahan.

Baca Juga : Hidup di Tanah Surga bertabur Nikel 

 

Kesedihan dan Harapan di Tengah DukaBerita Nasional

Hingga hari kedelapan, beberapa korban berhasi di evakuasi hidup hidup, meski sebagian lainnya di temuakn dalam keadaan tidak bernyawa. Di posko darurat yang di dirikan di halaman pesantren, tangis keluarga pecah setiap kali ambulans datang membawa korban.

Meski suasana duka begitu dalam, semangat gotong royong dan solidaritas masyarakat terus terlihat. Ratusan relawan dair berbagai organisasi kemanusiaan, termasuk banser, PMI, dan warga sekitar, ikut membantu proses evakuasi dan logistik. Mereka memasak makanan untuk petugas, mendirikan tendam serta mengatur kebutuhan medis dan komunikasi lapangan.

“Ini bukan hanya sekedar tragedi, tapi juga pelajaran tentang kemanusiaan,” ujar Bupati Sdioarjo Ahmad Muhdlor Ali saat meninjau lokasi. Ia mengapresiasi kerja keras seluruh tim gabungan dan meminta pemerintah pusat untuk memberikan bantuan rehabilitasi bagi pesantren dan keluarga korban.

 

Evaluasi dan Harapan ke Depan

Setelah proses evakuasi selesai, tim gabungan dari BNPB dan Dinas PUPR melakukan investigasi penyebab robohnya bangunan. Dugaan sementara menunjukan adanya kelemahan pada struktur beton dan pondasi yang tidak mampu menahan beban lantai atas. Pemerintah kabupaten sidoarjo juga berencana melakukan audit konstruksi terhadap seluruh bangunan pesantren di wilayah tersebut untuk mencegah insiden serupa terulang.

Peristiwa runtuhnya bangunan Pesantren Al Khoziny menjadi peringatan penting bagi semua pihak tentang pentingnya standar keselamatan bangunan pendidikan, terutama yang menampung santri dalam jumlah besar.

Meski tragedi ini meninggalkan luka mendalam, semangat para santri dan masyarakat sekitar tidak padam. Dalam setiap doa dan tangisan, tersimpan harapan agar pesantren al khoziny dapat kembali berdiri lebih kuat, lebih aman, dan menjadi tempat menimba ilmu yang penuh berkah.